Bahaya Berhutang untuk Kebutuhan Konsumtif

Indonesia sudah mengalami pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat. Akan tetapi, dampak dari pandemic Covid 19 seakan masih membekas dan masih mempengaruhi beberapa bidang industri khususnya di Indonesia.

Kebiasaan berbelanja konsumtif masyarakat Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi, khususnya untuk yang sering berbelanja online atau di berbagai platform e-commerce. Kondisi tersebut berbanding lurus dengan peran teknologi yang semakin canggih, dimana untuk metode transaksi juga sudah tersedia dengan berbagai macam jenis, mulai dari pembayaran menggunakan m-banking, dompet digital hingga menggunakan kartu kredit semua sudah terfasilitasi.

Walaupun pendapatannya tidak seimbang dengan gaya hidup yang diterapkan, akan tetapi kebanyakan orang akan selalu setia dengan produk yang mereka sukai, seperti perawatan dan berbagai macam gadget, sehingga orang-orang seperti ini terkadang tidak sadar bahwa ada bahaya yang mengintai kehidupan mereka apabila terus menerus memelihara kebiasaan berhutang konsumtif tersebut.

Berikut merupakan bahaya apabila kamu berhutang untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif, antara lain:

1.       Persepsi Jangka Pendek

Ketika ingin berbelanja, orang yang memiliki kebiasaan berhutang untuk kebutuhan konsumtif biasanya tidak mempertimbangkan dahulu dari segi rencana jangka Panjang. Umumnya mereka akan langsung memutuskan untuk bisa mendapatkan atau membeli sesuatu yang diinginkan.

Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang berburu diskon dan promo untuk berbagai barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Padahal, investasi dan asuransi adalah kebutuhan jangka Panjang dan wajib untuk diprioritaskan. Apa bila orang sudah konsumtif, ditambah uang yang dibelanjakan merupakan hasil dari berhutang, maka bisa diyakini Kesehatan finansialnya sedang tidak baik-baik saja.

2.       Menyebabkan Stres

Berhutang untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif tentu akan menimbulkan dampak buruk terhadap Kesehatan mental, apalagi bila penghasilan perbulan tidak lebih besar dari jumlah hutang yang harus dicicil, yang ada malah jenis orang yang terjebak dalam lingkaran hutang ini akan cenderung menumpuk hutang mereka hingga memiliki banyak hutang banyak sumber.

Kondisi seperti ini bisa membuat orang menjadi stress, dimana penghasilan yang mereka dapat bisa langsung habis dalam waktu beberapa hari saja, untuk mencicil setiap hutang yang harus dilunasi. Tidak sedikit pula yang melakukan praktek gali lubang tutup lubang, dengan meminjam dari satu sumber berbeda untuk menutupi hutang yang sudah masuk jatuh tempo. Gangguan mental, dari pikiran hingga stress sangat berpotensi terjadi bagi kamu yang kebiasaan berhutang untuk memenuhi kebutuhan konsumtif.

3.       Bergantung oleh Teknologi

Sekarang ini, rakyat Indonesia sudah tergantikan oleh yang namanya teknologi, mulai dari internet, gadget, hingga layanan pinjaman online. Kondisi inilah menjadi awal mula kebanyakan orang mengenal dan mulai melakukan transaksi di e-commerce serta berbelanja produk di sebuah toko ritel lewat aplikasi dompet digital.

Sungguh menjadi hal yang wajib bagi kita sebagai makhluk sosial, dimana kita dituntut untuk selalu update dan mengikuti perkembangan zaman sebagai manusia modern. Akan tetapi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, dimana kamu sebagai manusia memiliki hak dan keputusan akan dirimu sendiri. Jangan sampai kamu terhanyut dengan segala kemudahan yang ditawarkan oleh dunia saat ini. Bijaklah dalam pemanfaatan berbagai hal, supaya kamu tetap bisa hidup selayaknya manusia normal dan memiliki Kesehatan finansial yang stabil.

4.       Tidak terlalu memikirkan kebutuhan di kemudian hari

Orang yang memiliki kebiasaan berhutang untuk memenuhi kebutuhan konsumtif biasanya ciri orang yang akan membeli lebih banyak barang di masa kini tanpa mereka memikirkan berbagai macam kebutuhan lainnya di masa akan datang. Tentu hal ini menjadi salah satu hal yang sangat berbahaya apabila kamu tetap menjadi individu yang gemar berhutang untuk sekedar memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif.

5.       Mengurangi kesempatan dalam menabung

Tentu orang yang memiliki kebiasan berhutang dan menghamburkan untuk berfoya-foya atau membeli barang-barang yang sifatnya konsumtif. Mereka akan mengurangi kesempatan dalam urusan menabung, damiana orang tersebut akan memilih untuk membelanjakan uang mereka disbanding untuk menyisihkannya.

6.       Ekonomis semakin sulit

Bahaya jika berhutang untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, tentu pada prosesnya semakin banyak tempa, orang atau sumber yang kamu hutangi, kamu tentu akan semakin sulit mengatasi bagaimana kamu bisa membayar semua hutang tersebut dengan tepat waktu sementara hutang yang kamu gunakan dipakai untuk membeli sesuatu yang bersifat konsumtif atau tidak memiliki nilai yang bisa dipetik.

Semua orang tahu bahwa seluruh kebutuhan hidup semakin kesini semakin mahal seiring dengan terjadinya inflasi yang mempengaruhi harga barang serta berbagai kebutuhan hidup yang melambung tinggi. Sesuatu yang mungkin dulu tidak begitu dibutuhkan tapi saat ini justru menjadi sesuatu yang harus diadakan. Seperti pulsa, dimana orang dulu tidak butuh dengan yang namanya pulsa, tapi pada kehidupan saat ini, pulsa menjadi salah satu hal yang wajib dimiliki untuk menopang berbagai macam aktivitas kehidupan.


Posted

in

by